Pemerintah Daerah Kampar berhasil memecahkan rekor MURI dengan menyajikan 1.373 porsi gulai ikan salai patin.

 

Bangkinang Kota (SatuLensa.com) - Beberapa tahun yang lalu, Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar berhasil mencatatkan Rekor Muri untuk makanan khas Kampar, yaitu "Kue Palito Daun" dalam jumlah terbanyak. Namun, pada peringatan Hari Jadi ke-75 Kabupaten Kampar yang jatuh pada tahun 2025 ini, pemerintah daerah kembali meraih Rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan menyajikan "1.373 Posri Gulai Ikan Salai Patin" pada hari Ahad, 2 Februari 2025.

 

Acara pencatatan rekor Muri tersebut berlangsung di Lapangan Pelajar Bangkinang dan dihadiri oleh Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Perikanan dan Kelautan RI, Bapak Budi Sulistyo, serta tim dari Museum Rekor Indonesia, Andre Purwandono dan Rahmad Sudiarmadji.

 

Dalam kesempatan tersebut, Penjabat Bupati Kampar, Hambali, SE, MH, didampingi oleh Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau, Yurnalis Basri, secara simbolis menerima piagam penghargaan dari Museum Rekor Indonesia yang diserahkan oleh Andre Purwandono.

 

Pj Bupati Kampar menjelaskan bahwa pemilihan ikan salai patin sebagai objek untuk mencetak rekor didasarkan pada fakta bahwa Kampar merupakan daerah penghasil ikan air tawar terbesar. Selain itu, ikan patin kini menjadi salah satu ikon Kabupaten Kampar yang sangat diminati oleh masyarakat, baik di dalam maupun luar daerah, sehingga banyak masyarakat yang mulai membudidayakan ikan patin.

 

Dalam penyajian gulai ikan salai patin, setiap porsi terdiri dari satu ekor ikan salai, yang dapat dipadukan dengan kacang panjang, terong, kentang, atau pucuk ubi, seperti yang dijelaskan oleh Hambali.

 

Sementara itu, Andre Purwandono dari Museum Rekor Indonesia menyampaikan bahwa ini adalah kali pertama daerah memecahkan rekor Muri untuk gulai ikan salai patin. Ia memberikan apresiasi dan berharap agar ke depan akan ada rekor Muri lainnya yang dapat tercipta dari Kabupaten Kampar.(Mar**)

Lebih baru Lebih lama